Fajarul Arwalis Kritik Keras Usman Lamreung: Pernyataan Soal Bank Aceh Tak Berdasar, Memecah Belah dan menyesatkan
BANDA ACEH – Aktivis muda Aceh yang juga pemerhati kebijakan publik, Fajarul Arwalis, melontarkan kritik tajam terhadap pernyataan Usman Lamreung yang menuding mantan direksi dan komisaris Bank Aceh Syariah (BAS) terlibat dalam budaya nepotisme akut. Menurut Fajarul, tudingan tersebut tidak berdasar dan justru berpotensi memecah belah kepercayaan publik terhadap institusi keuangan daerah.
Fajarul menyayangkan sikap Usman yang menurutnya tidak menyentuh pokok persoalan yang sebenarnya sedang dihadapi oleh Bank Aceh, yakni kekosongan manajemen definitif. “Usman tidak fokus pada substansi masalah. Yang lebih penting saat ini adalah bagaimana Pemerintah Aceh segera menunjuk Plt direksi dan mengajukan calon direksi definitif ke OJK,” ujarnya, selasa (22/4/2025).
Ia menegaskan bahwa direksi sebelumnya telah berhasil membawa Bank Aceh Syariah dalam kondisi sehat dan stabil. Oleh karena itu, tudingan bahwa mereka ‘sok bersih’ dan mempraktikkan nepotisme dinilai sebagai pernyataan yang tidak bertanggung jawab. “Apapun bentuknya, direksi lama telah menjalankan fungsi manajemen dengan baik,” tegas Fajarul.
Lebih lanjut, Fajarul menyindir kompetensi Usman dalam hal perbankan. Menurutnya, komentar Usman hanya menggambarkan pemahaman yang dangkal dan tidak sesuai dengan realitas dunia keuangan. “Kalau kita lihat dari sisi ilmu perbankan, Usman masih berada di kulit buku. Tak layak melontarkan pernyataan yang menggeneralisasi dan tanpa dasar,” katanya.
Fajarul juga memperingatkan agar isu-isu strategis seperti ini tidak dijadikan bahan politisasi yang dapat merusak citra dan stabilitas perbankan daerah. Ia meminta publik untuk tetap tenang dan percaya pada proses yang sedang berlangsung di tubuh Bank Aceh Syariah. “Kita harus dukung upaya perbaikan manajemen, bukan melempar narasi yang memecah belah,” tambahnya.
Terakhir, Fajarul menyerukan kepada Gubernur Aceh agar segera mengambil langkah cepat untuk menetapkan pelaksana tugas (Plt) dan mengusulkan nama-nama calon direksi definitif yang kredibel. “Langkah ini penting agar Bank Aceh tetap bisa beroperasi secara profesional dan tetap menjadi kebanggaan daerah,” pungkasnya.