ACEH – Berkaitan berita yang selama ini berkembang yaitu tentang Migas, Migas Aceh pemanfaatan nya untuk kemakmuran masyarakat Aceh,jika Penggorokan Migas Aceh Untuk kemakmuran masyarakat seluruh Indonesia itu sudah pernah terjadi, sedangkan Aceh melahirkan banyak pengangguran dan kebodohan yang nyata sampai hari ini.
Kepada pemerintah Aceh jangan termakan kata manis dari si mereka itu.pahami kondisi rakyat Aceh yang hidup di garis kemiskinan yang nyata.
Pemerintah Aceh jangan lalai dengan “Info mameh” para pencuri harta Karun milik rakyat Aceh.
Tentukan dulu secara peraturan yang mengikat tentang bagi hasil,jangan sampai sejarah perusahaan Mobil Oil-Exxon Mobil terulang lagi di Aceh, miliaran barel migas Aceh di sedot tapi hasil untuk rakyat Aceh kemiskinan dan kebodohan dan bagi hasilnya pun 0,5% untuk Aceh.
Pemerintah Aceh harus super hati-hati dalam mengambil kebijakan terhadap setiap Migas dan tambang Aceh yang di kuasai asing.
Masyarakat ingin tahu, berapa bagi hasil Migas dan tambang Aceh untuk kemakmuran rakyat Aceh yang selama ini telah di lakukan di berbagai daerah di Aceh.
Jika Migas Aceh untuk kemakmuran rakyat Indonesia secara menyeluruh itu sudah pernah kita berikan,tapi apa yang rakyat Aceh dapatkan, tentu darah dan air mata.
Pemerintah Aceh utamakan dulu lapangan pekerjaan untuk rakyat Aceh,jangan asal bapak senang habis perkara, sedangkan rakyat Aceh kelaparan dan kemiskinan yang tiada akhir.
Jangan mudah percaya dengan kata-kata manis para pencari keuntungan dari hasil alam Aceh, utamakan dulu rakyat Aceh,karena yang kita perjuangkan dulu kan hasil alam Aceh untuk kemakmuran rakyat Aceh,kan itu motto perjuangan senjata yang berakhir pada tahun 2005 lalu.
Pemerintah Aceh jangan mudah lupa sejarah karena sejarah itu hakikat menuju masa depan yang lebih baik untuk rakyat Aceh.
Pemerintah Aceh jangan terlena dan lambong-lambong kupiah dengan kata-kata manis mereka,manis dibibir buruk di hati,itu sudah lazim terjadi,mereka licik,yang mereka buat tidak sesuai perkataan,selalu begitu,ingat sejarah kedatangan Soekarno ke Aceh,dia membawa air mata buaya,di depan semua dia sanggupi,tapi realisasinya 79 tahun sudah tak kunjung direalisasikan janji-janji itu, Akhirnya habis manis sepah di buang.(Fadly P.B)