BANDA ACEH – Karimun Usman, anggota Dewan Pertimbangan (Wantim) PDIP Aceh sekaligus Wantim Kadin Aceh, mengajak masyarakat untuk memilih pemimpin yang memiliki pandangan nasional, ideologi yang kuat, ilmu pengetahuan yang luas, dan wawasan tinggi. Dalam wawancaranya dengan media lokal pada Kamis, 11 Juli 2024, Karimun menekankan pentingnya memilih calon pemimpin yang berpendidikan tinggi, seperti profesor dan doktor, sebagai pemimpin Aceh.
Karimun menegaskan agar masyarakat tidak memilih calon kepala daerah yang memiliki kelemahan dalam hal pendidikan, terutama yang hanya memiliki ijazah paket C. “Jangan sampai kita memilih calon gubernur atau calon bupati yang ijazahnya paket C, apalagi jika ijazah itu diragukan keasliannya. Kalau begitu, Aceh bisa hancur nantinya,” tegasnya.
Menurut Karimun, Aceh tidak akan menjadi kaya jika pemimpinnya tidak sesuai dengan harapan rakyat dan tidak mau membangun rakyat. “Pilihlah pemimpin yang memiliki ilmu dan gagasan yang mumpuni untuk membangun Aceh,” katanya. Menurutnya, hanya dengan pemimpin yang berilmu dan visioner, Aceh bisa mencapai kemajuan yang diharapkan.
Karimun juga menyinggung soal MoU Helsinki, menyebut bahwa Undang-Undang Pemerintah Aceh dan UUD 1945 yang menjadi landasan hukum tertinggi di Indonesia harus dijadikan acuan. “Masyarakat Aceh jangan sampai dibodohi dengan MoU-MoU itu,” ujarnya. Karimun menegaskan bahwa Pancasila dan Bendera Merah Putih adalah simbol bangsa Indonesia yang harus dijunjung tinggi oleh semua pihak.
Karimun mengungkapkan keprihatinannya terhadap tingginya kasus pemerkosaan di Aceh dan pelaksanaan syariat Islam yang belum sepenuhnya berhasil. “Selain itu, Aceh juga merupakan daerah termiskin di Sumatra. Hal ini harus menjadi perhatian bagi calon pemimpin Aceh ke depannya,” kata Karimun. Ia menekankan bahwa masalah-masalah ini membutuhkan perhatian serius dan solusi konkret dari para pemimpin yang terpilih.
Karimun mengajak partai politik nasional dan lokal untuk tidak salah dalam menentukan pemimpin Aceh ke depannya. “Mari kita pilih pemimpin yang memiliki visi luas dan mampu mensinkronkan pembangunan daerah dengan pembangunan nasional. Jangan sampai kita salah pilih lagi, karena itu bisa menghancurkan Aceh,” pungkasnya.
Karimun berharap agar masyarakat Aceh lebih bijak dalam memilih pemimpin. Menurutnya, pemimpin yang baik adalah mereka yang memiliki kapabilitas dan integritas tinggi serta mampu membawa Aceh menuju kemajuan yang lebih baik.
Dalam wawancara tersebut, Karimun juga menyoroti pentingnya pendidikan bagi pemimpin. “Pendidikan adalah kunci untuk membuka wawasan dan meningkatkan kualitas kepemimpinan. Oleh karena itu, kita harus memastikan bahwa pemimpin kita memiliki latar belakang pendidikan yang kuat,” tegasnya.
Karimun menambahkan bahwa pemimpin yang berpendidikan tinggi dan memiliki visi yang jelas akan mampu menghadapi tantangan-tantangan yang ada di Aceh. “Kita membutuhkan pemimpin yang mampu membuat terobosan dan inovasi untuk memajukan Aceh,” ujarnya. Ia mengajak semua pihak untuk bersatu padu dalam memilih pemimpin yang terbaik untuk Aceh.
Dengan demikian, Karimun berharap agar pemilihan pemimpin Aceh ke depannya dapat berjalan dengan baik dan menghasilkan pemimpin yang mampu membawa Aceh menuju masa depan yang lebih cerah. “Hanya dengan pemimpin yang berintegritas, berilmu, dan visioner, Aceh bisa bangkit dan mencapai kemajuan yang kita semua impikan,” tutup Karimun. (H)