Mualem Tinjau Abrasi Parah di Lhok Puuk Aceh Utara: Kondisi Darurat, 38 Rumah Hilang Tanpa Jejak

AGUS SURIADI

- Redaksi

Minggu, 16 November 2025 - 13:14 WIB

50161 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Aceh-Utara | Gubernur Aceh Muzakir Manaf (Mualem) meninjau langsung kondisi permukiman warga yang tergerus abrasi laut di Gampong Lhok Puuk, Kecamatan Seunuddon, Kabupaten Aceh Utara, Minggu (16/11/2025).

Dalam kunjungan itu, Mualem menyebut situasi di kawasan tersebut sudah sangat mengkhawatirkan dan membutuhkan penanganan cepat agar tidak makin meluas.

“Saya harapkan secepat mungkin diperbaiki ya, karena ini kalau boleh dikatakan kondisinya darurat. Supaya cepat,” kata Mualem saat berada di lokasi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Mualem menambahkan akan segera memanggil Tim Anggaran Pemerintah Aceh (TAPA) untuk menindaklanjuti penanganan abrasi tersebut agar dampaknya tidak semakin meluas.

Bupati Aceh Utara Ismail A. Jalil atau Ayahwa yang turut mendampingi kunjungan itu menyampaikan apresiasi atas perhatian Pemerintah Aceh terhadap warga terdampak abrasi di Lhok Puuk.

“Terima kasih banyak kepada Bapak Gubernur yang pada hari ini kita telah bersama-sama melihat langsung bagaimana kejadian abrasi di Lhok Puuk. InsyaAllah Pak Gubernur sudah mengatakan bahwa akan berusaha secepat mungkin sehingga masyarakat Lhok Puuk aman. Mudah-mudahan cepat selesai,” kata Ayahwa.

Keuchik Lhok Puuk, T. Bakhtiar, menjelaskan bahwa abrasi yang kian parah telah merusak permukiman penduduk sejak beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data gampong, terdapat 475 kepala keluarga (KK) di Lhok Puuk, dan 214 KK di antaranya sudah terdampak langsung abrasi.

“Yang sudah terbawa arus 38 KK (rumah) dan tidak ada lagi jejaknya,” kata Bakhtiar. Ia menyebut permukiman yang dulunya padat kini berubah menjadi garis pantai. “Ini tanahnya memiliki sertifikat tempat kita berdiri di sini yang kini menjadi pantai.”

Bakhtiar mengatakan abrasi semakin tajam sejak sekitar 2019. Kini, air laut bahkan mulai masuk ke permukiman warga ketika pasang purnama berlangsung. Kondisi ini menyebabkan fasilitas dasar turut terdampak.

Misalnya, abrasi yang terus terjadi telah merusak badan jalan utama gampong. Jalan yang sebelumnya menjadi akses utama bagi warga kini sebagian sudah amblas diterjang ombak.

“Hari ini bukan hanya badan jalan yang rusak, tapi saat pasang purnama air sudah masuk ke perkampungan penduduk. Jadi sumur yang biasanya dipergunakan untuk mandi sudah tidak bisa lagi dipergunakan. Karena di sini juga tidak ada lagi air PDAM. Pipanya ada setelah tsunami, tapi airnya tidak teraliri,” jelasnya.

Pemerintah gampong berharap penanganan darurat segera dilakukan, termasuk pembangunan pemecah gelombang serta relokasi sementara warga yang sudah kehilangan tempat tinggal.

Mualem memastikan pemerintah akan mengupayakan langkah mitigasi dan penanggulangan jangka pendek maupun jangka panjang. “Kita tidak ingin ada korban lebih besar lagi. Semua harus kita lakukan dengan cepat,” katanya.

{Red}

Berita Terkait

Pemilihan Geuchik Gampong Krueng Lingka Barat Berlangsung Penuh Di Namika Dan Ketegangan Hingga Akhir Perhitungan Suara
Wagub Aceh Fadhlullah Buka Rakor Telaah Sejawat Eksternal APIP se-Aceh Di Lhoksukon
Pilchiksung di Blang Bidok, Petahana Tumbang Ditangan Sekdes
GRAM Desak Ayahwa Tindak Tegas Terkait Aksi Provokatif Yang Ganggu Stabilitas Investasi di Aceh Utara
Upacara Hari Pahlawan 2025, Wakapolres: Jadikan Semangat Pahlawan Sebagai Inspirasi Kehidupan
Geuchik Blang Bidok Diduga Comot Dana Ketahanan Pangan 80 Juta Lebih, Dugaan Markup DD 2024 Mencuat
‎Wagub Fadhlullah Resmikan Dapur MBG SPPG Seunuddon di Aceh Utara
Didampingi Dengan Muspika PT. Bapco Salurkan CSR Untuk Dayah Nurul Huda Alue Bieng

Berita Terbaru